Rencana Pemulihan Hijau untuk Pemulihan Ekonomi Negara dari Pandemi

Kasus COVID-19 di Indonesia sudah tembus lebih dari 200.000 kasus dan dinyatakan sebagai negara dengan angka kematian tertinggi di Asia Tenggara yaitu sejumlah lebih dari 8.000 kasus. Hal ini mengakibatkan sebanyak 59 negara tidak menerima rakyat Indonesia untuk masuk ke wilayah mereka. Bangsal rumah sakit terisi penuh, tenaga medis semakin kewalahan di tiap harinya, dan banyak pasien yang harus menunggu berhari-hari hanya untuk mendapatkan ruang rawat inap. Selain itu, perekonomian Indonesia bahkan global memasuki masa resesi, dimana keproduktivitasannya berkurang, usaha mengalami stagnanisasi hingga bangkrut, angka pengangguran naik pesat, kesenjangan ekonomi semakin terlihat, dan orang-orang tak hanya meninggal karena virus corona, tetapi juga kelaparan. Menurut Oxfam, lembaga non-profit dari Inggris yang berfokus pada pembangunan penanggulangan bencana dan advokasi, mengatakan bahwa diperkirakan angka kematian karena kelaparan berpotensi lebih tinggi dibanding angka kematian akibat virus corona. Tak bisa dimungkiri, pandemi melahirkan krisis pangan. 

Green Recovery Plan adalah rencana global untuk memulihkan dan membangun kembali negara yang lebih baik dari masa pandemi. Director General dari International Labour Organization, Guy Ryder, menyatakan bahwa krisis yang terjadi selama pandemi mengingatkan kita agar selalu menghargai hubungan antara kemanusiaan dan alam. Green economy, salah satu wujud dari Green Recovery Plan, merupakan cara terbaik untuk memulihkan krisis sekaligus kesehatan bumi. Ekonomi, manusia, dan planet, merupakan hal yang saling terkoneksi. Adanya pandemi, 3 hal tersebut secara bersamaan mengalami penurunan kualitas dan kuantitas, seperti kesenjangan, manusia yang berada di masa paling rawan karena krisis, dan bumi yang semakin sakit karena peningkatan limbah serta ketamakkan suatu oknum. Karena permasalahan yang menyerang bidang kesehatan itu pula, industri minyak dan gas mengalami keruntuhan, jumlah permintaan terjun bebas, dan dalam sejarah, harga minyak mentah AS per barel anjlok hingga ke angka minus atau di bawah $0 yang mengakibatkan melemahnya nilai rupiah. Energi terbarukan, selain ramah lingkungan, juga menjadi salah satu alternatif termurah untuk menggantikan migas. Menggunakan tenaga angin dan panas bumi, kendaraan bertenaga listrik, tenaga surya, tenaga air, dan efisiensi energi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Indonesia merupakan salah satu dari 3 negara pemilik keanekaragaman hayati terbanyak. Dengan lebih dari 17.000 pulau, negara kita memiliki biodiversitas yang sangat mumpuni untuk mengembangkan energi terbarukan secara dahsyat. Sebesar 19,5 juta hektare kawasan hutan di Indonesia bisa digunakan untuk membuat kebun kelapa sawit yang ramah lingkungan, bioetanol, dan pertanian organik. Indonesia tidak perlu lagi bergantung kepada negara lain terkait tenaga kerja, pangan, dan bahan bakar minyak. Bila itu semua direalisasikan, tidak hanya kembali membangun paru-paru bumi yang lebih baik, tetapi juga menarik pengangguran untuk menjadi tenaga kerja dalam pengembangan kebermanfaatan lahan, memininalisir krisis pangan dan memperkuat ekspor, juga menambah nilai migas negara. Melihat manfaat dari program green economy, tampaknya hal tersebut dapat membantu Indonesia keluar dari resesi selama pandemi.

Oleh karena itu, sebagai warga negara Indonesia, penduduk dari salah satu negara dengan biodiversitas terhebat, kita harus berusaha membantu negara dalam membangun wadah perekonomian ramah lingkungan dimulai dari hal kecil yang berpotensi mengalami perkembangan, melahirkan ide bisnis berbasis green economy, dan menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang berhasil merealisasikan agenda 2030 PBB yaitu 17 Sustainable Development Goals.

Sumber referensi: 

https://www.ilo.org/global/about-the-ilo/multimedia/video/institutional-videos/WCMS_751062/lang--en/index.htm 

https://m.liputan6.com/bisnis/read/4234226/anjloknya-harga-minyak-bikin-rupiah-melemah 

https://news.detik.com/opini/d-1401687/saatnya-green-economy-indonesia 

https://instagram.com/internationalmun 

https://mojok.co/red/rame/kilas/kematian-akibat-kelaparan-di-masa-pandemi-diperkirakan-lebih-tinggi-dari-kematian-akibat-virus-corona/

Comments